Unduh file ppt melalui link di bawah ini:
https://drive.google.com/file/d/0Bw_A0TOOuQAreXJHZVFIN2ZLQTg/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/0Bw_A0TOOuQAreXJHZVFIN2ZLQTg/view?usp=sharing
Saat ini, selain sebagai sumber energi dan memenuhi rasa lapar, sumber atau
bahan pangan juga berfungsi untuk menjaga kesehatan bagi manusia. Di Indonesia,
konsumsi nutrisi terutama protein oleh manusia masih kurang, karena
ketersediaan makanan sehat yang minim serta pola makan masyarakat yang kurang
teratur. Protein itu sendiri merupakan zat yang penting pembentuk enzim dan
hormon dalam tubuh. Padahal, di Indonesia sendiri memiliki kekayaan sumber daya
alam yang sangat melimpah dan berpotensi dijadikan sebagai bahan alternatif
sumber daya kebutuhan masyarakatnya terutama pangan. Secara demografis dan
geografis, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan daerah perairan laut yang
sangat luas dengan penduduk bermatapencaharian nelayan yamg cukup tinggi. Cara
alternatif yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah memproduksi
makanan fungsional atau suplemen yang mengandung protein tinggi seperti
ganggang Spirulina sp.
Spirulina merupakan Cyanobacteria berbentuk spiral, memiliki
klorofil, dan mengandung protein sekitar 50-70% berat kering, beberapa vitamin
dan mineral. Terdapat 25.000 jenis spirulina di dunia ini, namun
spirulina berujung tumpul merupakan jenis spirulina berkualitas terbaik.
Struktur dinding sel polisakarida dari spirulina berujung tumpul yang
membuatnya mudah diserap oleh tubuh manusia. Pada umumnya Spirulina itu sendiri
memiliki berbagai manfaat disamping potensinya sebagai sumber makanan, seperti
menurunkan berat badan, mencegah kanker, meningkatkan fungsi otak, hingga untuk
kesehatan kulit dan rambut. Bahkan, saat ini manusia dihadapkan oleh bahaya
paparan bahan kimia beracun melalui udara, air, makanan, dan obat-obatan,
dimana tubuh manusia memerlukan eliminasi racun-racun tersebut secara kontinu.
Spirulina memiliki kombinasi unik dari phytonutrients termasuk klorofil,
phycocyanin, dan polisakarida yang mampu membantu membersihkan tubuh dari
racun-racun.
Spirulina yang mempunyai warna semakin gelap akan mempunyai
komposisi gizi yang lebih tinggi. Menurut pakar tumbuhan, warna mencerminkan
cukup tidaknya fotosintesis. Semakin cukup fotosintesis, maka akumulasi zat
kering akan semakin banyak dan kandungan nutrisi berkhasiat juga akan semakin
tinggi. Spirulina yang berkualitas baik akan tampak berwarna hijau tua
atau hijau kehitaman, sedangkan yang berwarna hijau kekuningan atau berwarna
hijau rumput akan menempati kualitas nomor dua, yang berwarna hijau kebiruan
merupakan spirulina berkualitas paling buruk.
Proses-proses pemanfaatan Spirulina menjadi bahan pangan meliputi
dari proses budidaya, pemanenan, pencucian, pengeringan, dan penyimpanan, dan
pengolahan. Budidaya Spirulina itu sendiri tergolong mudah, dimana Spirulina
dapat bertahan pada suhu normal antara 25C -35C. Kemudian, Spirulina
dapat langsung dipanen setelah sepuluh hari, yang kemudian diambil dan disaring
untuk dikeringkan di bawah sinar matahari. Proses penyimpanan Spirulina itu
sendiri cukup mudah, karena tidak mudah terfermentasi. Biasannya, Spirulina
dikemas dalam bentuk bubuk, kapsul, atau pun tablet.
Optimalisasi dalam pemanfaatan Spirulina sangatlah penting, dimana
akan berpengaruh terhadap pola konsumsi, produktivitas, dan kesehatan
masyarakat. Diperlukan pula adanya campur tangan pemerintah untuk mendukung
berkembangnya kreativitas bangsa dalam peningkatan ketahanan pangan. Pemerintah
dapat memberikan modal bagi sebagian masyarakat yang membutuhkan, berupa bibit
Spirulina yang siap untuk dibudidayakan. Selain itu, dapat pula dilakukan
berbagai macam pelatihan dan penyuluhan mengenai keberadaan Spirulina sebagai
salah satu sumber pangan alternatif.
Dengan demikian, keberadaan Spirulina tentunya sangat membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Salah satu kebutuhan pangan
berupa protein tercukupi, serta produktivitas masyarakat Indonesia dalam hal
pangan meningkat. Selain menjadikan masyarakat Indonesia lebih mandiri dan
tidak bergantung terhadap negara lain, secara tidak langsung juga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia. Diharapkan masyarakat Indonesia
ke depannya mampu dan mau untuk lebih mengembangkan salah satu sumber pangan
fungsional yang satu ini, untuk membantu tercapainya ketahanan pangan lokal di
Indonesia.
Sumber:
Alam Ikan.
2016. Panen Spirulina dan Cara
Pengolahannya dalam www.alamikan.com. Diakses pada Kamis, 26 Mei 2016.
Christwardana,
Marcelinus, dkk. Tanpa Tahun. Gambaran
Umum Spirulina Platensis Sebagai Bahan Pangan Fungsional dalam
www.academia.edu. Diakses pada Rabu, 25 Mei 2016.
Sehat
Seratus Persen. Tanpa Tahun. Spirulina
Capsules Tiens dalam www.sehat100.com.
Diakses pada Rabu, 25 Mei 2016.
0 komentar: